Lufi Herawan
Hari ini, saat ini ketika matahari bermain mata dengan mencurahkan cahaya keemasannya menumbuk permukaan bumi, ketika angina pun ikut mempermainkan kita dengan belainnya yang sepoi-sepoi menerpa kulit dan rambut ini. Waktupun seolah berhenti ikut menemani parasaan terbang menembus gumpalan awan-awan putih yang berarak melambai kearah bumi. Rasa kekaguman pun kian membuncah ketika mata yang sedari tadi melempar pandang kesegala arah tiba-tiba menuju langit yang sangat megah tak berpenyangga. Dan akupun disini sendiri tanpa ada yang menemani.
Dalam kesendirianku aku coba membuka kembali lembaran-lembaran buku memori otakku dari awal aku mengenal dunia hingga pada posisi saat ini ketika mungkin orang akan melihat diriku yang berkesan baik, pintar serta hal-hal positif dan negative lainya. Aku sadar dibalik semua keberhasilanku ternyata ada orang yang sangat berperan penting menghantarkanku sampai pada pintu ini, ya orang tersebut adalah Bunda dan Ayahanda.
Bunda dan ayahanda,
Dalam keheningan yang hebat ini aku selalu membayangkan senyum ikhlas engkau berdua ketika tanpa pamrih ingin selalu membuat anak-anaknya bahagia walaupun kalian berdua harus memilih kata mengalah. Tak kukira waktupun telah berlari sangat jauh dari kenangan masa lampau, rasanya baru kemarin ketika engkau memukul kepalaku karena kenakalanku yang merengek minta dibelikan sesuatu, dengan dompet yang berisi penuh logam-logam berharga yang membuat kepalaku pusing tak terkirakan, akupun seketika menangis. Tetapi saat ini aku sudah tidak perlu merengek lagi untuk meminta dibelikan sesuatu, aku bahkan mampu membelinya 2 kali lipat. Aku juga teringat ketika engkau membawaku ke tempat yang sangat indah, dimana orang desa biasa menyebutnya sawah, saat itu dengan tangan kuatmu engkau membuat batu bata sendiri, tetapi karena kenakalanku akupun terjatuh kedalam kubangan air sehingga menyebabkan engkau panik dan berhenti dari aktifitasmu. Tapi saat ini aku sudah tidak perlu penjagaanmu lagi, aku bisa berhati-hati dalam berjalan dan bisa bangun sendiri ketika jatuh, bahkan akupun sudah mampu menjaga orang lain termasuk menjagamu. Masih banyak lagi memori indah ketika aku masih bersamamu diwaktu aku kecil
Bunda dan ayahanda,
Engkaupun telah memberiku sesuatu yang sangat berharga dalam hidup anakmu ini yaitu ilmu yang bermanfaat, hingga sayu-sayu aku teringat kembali akan kata-katamu dulu “Aku tidak akan mewarisi kamu harta tetapi aku akan mewarisi kamu ilmu yang bermanfaat karena dengan ilmu itu kamu akan mudah mencari harta.” Itulah kata yang pernah terucap dari mulutmu. Akupun tiba-tiba teringat ketika aku harus melanjutkan studiku dikota lain yang sama sekali belum pernah aku tuju bahkan aku kenal. Engkaupun tanpa capek mengantarkan aku ke
Bunda dan Ayahanda,
Ucapan terimakasihku takkan pernah cukup untuk menebus semua jerih payahmu yang sudah membumbung bak gunung, bahkan ketika aku sudah bekerja pun engkau tak pernah melupakan aku dengan hanya sekedar menambah uang kuliahku yang kebetulan aku lakukan beriringan dengan kerjaku. Sedangkan aku kadang sering melupakan engkau, bahkan sekedar untuk sms menanyakan kabar engkau berdua aku lalaikan. Dan saat ini ketika semua proses belajar sudah sampai ujung penghabisan, aku hanya bisa memberikan hasil IPK 3,80 yah lumayan hanya untuk sekedar membuat engkau tersenyum bangga. Dan jelas aku rasakan bahwa hasil itu belumlah cukup untuk membalas semua jerih payah engkau berdua yang tidak pernah aku rasakan. Mungkin aku hanya dapat berucap “Terimakasih Bunda dan Ayahanda yang telah mendidik anakmu hingga menjadi anak yang insyaallah bisa membahagiakan kalian berdua. Dan aku sangat bersukur ketika Allah memberi karunia terindah berupa engkau berdua, karena aku merasa bahwa tidak pernah aku melihat orang tua yang sebaik, setabah, dan sesabar kalian berdua dalam mendidika anak-anaknya. Bunda dan Ayahanda tidaklah cukup aku memberikan sebuah gunung emas hanya untuk sekedar menghaturkan ucapan terima kasih kepada engkau berdua, bahkan ketika bumi ini menjadi emas semua tidak lah cukup nilainya jika dibandingkan dengan apa yang telah engkau berikan kepada anakmu ini. Sekali lagi Terima Kasih”
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
(QS. Al-Issra’ : 23)
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.””
(QS. Al Ahqaaf : 15)
khusus untuk ibu & bapak yang telah mendidik ku
ucapan terimakasih yang tak terkira hanya untuk engkau
jangan lupa datang di acara Wisuda ku
kedatanganmu selalu aku nantikan